Ratusan wisatawan turun ke kawah secara bergelombang untuk mengabadikan api biru yang menyembur dari lokasi tambang belerang tersebut. di lokasi tambang belerang itu para wisatawan nampaknya sudah mempersiapkan diri dengan peralatan teknis fotografi maupun non teknis yang lumayan lengkap.
Untuk mendapatkan eksotisnya api biru, wisatawan harus berangkat ke Gunung Ijen malam hari. Biasanya, mereka berangkat dari Pos Paltuding sekitar Pukul 21.00 Wib. Karena api biru memang hanya tampak di malam hari hingga menjelang matahari terbit. dan untuk mendapatkan semua itu wisatawan harus menempuh lintasan awal sepanjang 1,5 km cukup menanjak dengan kemiringan 25-35 derajat. Sesampai di puncak, wisatawan yang ingin lokasi tambang belerang atau api biru ditantang untuk kembali menuruni lereng yang berliku dan jalurnya bebatuan. Resiko terpeleset cukup besar, jadi harus ekstra waspada. Apabila malam, wisatawan disarankan membawa lampu tangan atau alat penerangan.
Tak hanya keunikan lava
yang spektakuler dari Gunung Ijen. Pemandangan para pekerja tambang yang
membawa sulfur dari dasar kawah juga menjadi pesona tersendiri. Banyak
fotografer yang tertarik menjepretkan kameranya pada aktivitas mereka. Apalagi, ada
seiris ironi yang bisa ditangkap dari fenomena itu. Sebab, potret para
pekerja tambang diiringi minimnya perangkat pengamanan. Hanya berbekal
alat besi dan keranjang bambu. Hasil yang didapat pun tidak sebanding dengan risiko yang harus dihadapi.
Tertarik
meraup keindahan eksotis sekaligus kisah miris di balik Kawah Ijen itu?
Pelajari dulu medan dan kondisi. Ada baiknya minta ditemani masyarakat
setempat. Sebab, mengutip Oddity Central, risiko panas yang intens dan bau asam sulfur yang menyengat bisa jadi penghalang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar