Sabtu, 15 Februari 2014

ketika ferrari modena 'bertemu' dengan hello kitty

    Mendengar tentang Ferrari sudah pasti yang terbayang di pikiran kita adalah mobil sport mewah berharga milyaran rupiah dengan desain eksterior dan interior menawan. Tapi tahukah kamu bahwa desain original pabrikan tidak selalu diminati oleh konsumennya ? dan inilah yang terjadi pada salah seorang pemilik mobil Ferrari modena di Jakarta. Dia memilih untuk memadukan Eksterior Ferrari yang garang dengan interior Hello Kitty yang feminim.

    Ferrari Hello Kitty ini terlihat di jalanan di Jakarta, dimana ikon Hello kitty yang berasal dari jepang 'mengikuti' dibelakangnya. Secara eksterior, pemilik tidak melakukan modifikasi yang terlalu ekstrim, tapi secara interior hampir secara keseluruhan mengalami perubahan.

    Perubahan interior meliputi penutup jok, penutup kemudi, alas mobil dan segala macam pernak-pernik yang melengkapi bagian dalam mobil. Sentuhan akhir yang diberikan oleh pemilik untuk "membantai" monster jalanan ferrari ini adalah dengan mengganti logo bertuliskan ferrari di atas bagasi menjadi tulisan Hello Kitty. Hmm...cukup ekstrim ya ?







image by detikOto

gerbong kereta khusus wanita di Jepang

Pelecehan seksual dalam transportasi umum adalah masalah internasional, tetapi perusahaan kereta api di Jepang telah menemukan cara yang efektif untuk menghentikannya dengan memperkenalkan kereta api dan kereta bawah tanah khusus untuk wanita.

Ini adalah fakta yang telah diketahui oleh seluruh dunia bahwa bahwa Tokyo selalu penuh sesak pada jam sibuk, dan tututan kebutuhan untuk sampai di tempat tujuan tepat waktu mendorong para penumpang tetap masuk ke dalam gerbong kereta meskipun harus berdesakan. Sayangnya hal ini justru dimanfaatkan oleh sebagian orang yang memiliki maksud 'menyimpang'.

Biasanya kebanyakan penumpang kereta akan memikirkan bisnis mereka sendiri, membaca majalah, memeriksa email mereka atau berbicara di telepon, tapi beberapa orang lebih suka berbicara kotor kepada wanita di samping mereka dan meraba-raba mereka. Jenis pelecehan atau "chikan" orang Jepang menyebutnya, terjadi setiap hari di kota-kota besar di Jepang, dan tentunya membuat para wanita menjadi tidak tenang dan tahan berada di dalam kereta terlalu lama, terlebih lagi karena masyarakat Jepang didominasi laki-laki. Tapi sejak stasiun kereta api Jepang memperkenalkan gerbong kereta khusus wanita, mereka tidak perlu lagi merasa was-was seperti sebelumnya.

Dengan semakin banyaknya pelecehan yang terjadi pada transportasi umum dan diperkenalkannya gerbong khusus ini tampaknya telah mencegah terjadinya hal tidak diinginkan tersebut. Hal ini terbukti efektif sampai batas tertentu dan perusahaan lain telah mulai mengikuti contoh itu dengan memperkenalkan transportasi khusus milik mereka masing-masing . Beberapa beroperasi sepanjang hari , beberapa hanya pada jam sibuk dan biasanya ditemukan pada kereta api layanan cepat dengan jarak pemberhentian di stasuin yang lebih jauh.

Sayangnya , tidak semua wanita cocok di kereta yang penuh sesak selama jam sibuk , dan beberapa harus naik transportasi normal , di mana ancaman pelecehan terhadap mereka tentunya masih menjadi resiko. Rupanya mereka punya cara terbaik untuk menangani situasi tersebut, yaitu dengan memegang pergelangan tangan pelaku dan berteriak, karena cara ini dinilai sangat efektif bagi masyarakat Jepang . Namun, para pelaku tahu kebanyakan wanita Jepang terlalu malu untuk bereaksi di depan umum . Anak-anak kecil , manula dan orang-orang berkebutuhan khusus adalah satu-satunya yang juga diperbolehkan menggunakan transportasi khusus ini.

Setiap tahunnya, selalu ada saja pria Jepang ditangkap atas tuduhan pelecehan dalam transportasi umum, dan dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang yang telah salah dituduh dan mereka yang takut dituduh pelecehan telah meminta agar pihak perusahaan kereta mau menyediakan gerbong kereta khusus pria agar terjadi kesetaraan gender.

Setelah gerbong kereta khusus wanita ini diperkenalkan di Jepang, negara-negara seperti Indonesia, India dan Filipina mulai memperkenalkan hal yang serupa.

Minggu, 09 Februari 2014

Rela menjual restoran demi pengobatan pegawai yang menderita tumor otak

   Semua orang pasti membenarkan jika mendapatkan perhatian yang sangat baik dari atasan di tempat kerja merupakan suatu hal yang langka. Namun berbeda dengan Michael De Beyer, dia rela menjual restoran miliknya demi pengobatan seorang pegawainya yang menderita tumor otak. Di mana lagi Anda bisa melihat seorang pengusaha menjual seluruh bisnisnya untuk membantu pegawai yang membutuhkan? kita bahkan belum pernah mendengar hal seperti itu sebelumnya.
    De Beyer adalah pemilik Kaiserhof Restaurant dan Wunderbar, di Montgomery, Texas. Dan pegawainya Brittany Mathis, 19 tahun , divonis menderita tumor otak, yang biaya pengobatannya tidak sanggup ia dapatkan dari penghasilannya sebagai pegawai restaurant. Jadi De Beyer telah memutuskan untuk menjual restoran keluarga miliknya seluas 6.000 kaki persegi yang telah dimilikinya selama 17 tahun, dan mendonasikan uang hasil penjualan sepenuhnya untuk Brittany.
    Sekilas, Brittany tampak seperti gadis yang sehat seperti gadis seusianya, tetapi penyakit yang serius menngerogotinya dari dalam. Semuanya dimulai ketika ia melihat ruam di kakinya. "Saya pergi ke rumah sakit dan mereka memberitahu bahwa itu pembekuan darah saya," katanya. "Jadi, mereka ingin saya melakukan CT scan dan MRI dan hari berikutnya ketika Saya datang kembali mereka mengatakan bahwa Saya menderita tumor otak."

    Sayangnya, Brittany tidak memiliki cukup biaya untuk menguji apakah tumor tersebut ganas atau jinak. Dia belum memiliki asuransi atas namanya sendiri, dan belum mendaftar untuk biaya  kesehatan terjangkau di wilayahnya. Keluarganya pernah mengalami hal yang serupa. Ayah Brittany, John Mathis, menderita tumor otak pada tahun 2000. Tak ada yang tahu tentang hal itu sampai tumor tersebut pecah tiba-tiba dan ia meninggal.

    Menurut De Beyer, "Mereka sudah seperti keluarga bagi saya, mereka benar-benar telah bekerja keras, dan ketika hal ini terjadi, mereka bahkan tidak meminta siapa pun untuk membantu. Aku tidak mungkin hanya berdiri dan tidak melakukan apa-apa. Aku harus mencoba melakukan sesuatu." 

    Ibu dan adik Brittany juga bekerja di restoran milik De Beyer. Keluarga benar-benar merasa terharu dengan bantuan De Beyer. "Saya benar-benar berpikir itu adalah pertolongan yang luar biasa dan kami merasa tidak bisa mengucapkan sekedar terima kasih padanya dan keluarganya," kata Brittany. "Saya tidak pernah memikirkan akan ada seseorang yang berbuat demikian demi orang lain, dan dia melakukannya dan itu membuat saya merasa benar-benar menjadi orang paling beruntung."

     De Beyer percaya bahwa restoran miliknya bernilai 2 juta dollar. Dia ingin menjualnya untuk membantu pengobatan Brittany, dan kemudian menghabiskan lebih banyak waktu bersama istri dan kedua anaknya.