Ini adalah fakta yang telah diketahui oleh seluruh dunia bahwa bahwa Tokyo selalu penuh sesak pada jam sibuk, dan tututan kebutuhan untuk sampai di tempat tujuan tepat waktu mendorong para penumpang tetap masuk ke dalam gerbong kereta meskipun harus berdesakan. Sayangnya hal ini justru dimanfaatkan oleh sebagian orang yang memiliki maksud 'menyimpang'.
Biasanya kebanyakan penumpang kereta akan memikirkan bisnis mereka sendiri, membaca majalah, memeriksa email mereka atau berbicara di telepon, tapi beberapa orang lebih suka berbicara kotor kepada wanita di samping mereka dan meraba-raba mereka. Jenis pelecehan atau "chikan" orang Jepang menyebutnya, terjadi setiap hari di kota-kota besar di Jepang, dan tentunya membuat para wanita menjadi tidak tenang dan tahan berada di dalam kereta terlalu lama, terlebih lagi karena masyarakat Jepang didominasi laki-laki. Tapi sejak stasiun kereta api Jepang memperkenalkan gerbong kereta khusus wanita, mereka tidak perlu lagi merasa was-was seperti sebelumnya.
Sayangnya , tidak semua wanita cocok di kereta yang penuh sesak selama jam sibuk , dan beberapa harus naik transportasi normal , di mana ancaman pelecehan terhadap mereka tentunya masih menjadi resiko. Rupanya mereka punya cara terbaik untuk menangani situasi tersebut, yaitu dengan memegang pergelangan tangan pelaku dan berteriak, karena cara ini dinilai sangat efektif bagi masyarakat Jepang . Namun, para pelaku tahu kebanyakan wanita Jepang terlalu malu untuk bereaksi di depan umum . Anak-anak kecil , manula dan orang-orang berkebutuhan khusus adalah satu-satunya yang juga diperbolehkan menggunakan transportasi khusus ini.
Setiap tahunnya, selalu ada saja pria Jepang ditangkap atas tuduhan pelecehan dalam transportasi umum, dan dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang yang telah salah dituduh dan mereka yang takut dituduh pelecehan telah meminta agar pihak perusahaan kereta mau menyediakan gerbong kereta khusus pria agar terjadi kesetaraan gender.
Setelah gerbong kereta khusus wanita ini diperkenalkan di Jepang, negara-negara seperti Indonesia, India dan Filipina mulai memperkenalkan hal yang serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar